GARAM MADURA Perspektif Sistem Komunikasi

    Author: Putra Media Nusantara Genre: »
    Rating



    Sistem komunikasi pemerintah dan sistem komunikasi masya-rakat petani garam di Madura sama-sama menghadapi perso-alan harga, pemasaran, dan teknologi. Harga garam mengalami fluktuasi dari waktu ke waktu. Sistem komunikasi pemerintah dikelola oleh Dinas Perikanan dan Kelautan. Sistem komunikasi masyarakat garam dikelola oleh kelompok tani. Sistem ini mengambil informasi dari lingkungan pertanian garam. Sistem menyeleksi dan mereduksi informasi serta memproduksinya dalam bentuk regulasi atau wacana. Informasi yang diproduksi ini diharapkan menyelesai-kan masalah yang dihadapi.

    Sistem komunikasi pemerintah berpotensi lebih besar untuk memproduksi informasi guna menyelesaikan persoalan pertanian garam. Sistem ini memiliki sumberdaya dan kapasitas yang lebih besar untuk memproduksi dan mereproduksi informasi yang mema-dai. Sistem komunikasi pemerintah sudah memproduksi informasi untuk menyelesaikan persoalan, tapi belum optimal dalam mengatasi persoalan. Harga garam masih belum stabil di tingkat petani. Bahkan harga garam pernah mencapai harga yang rendah, yaitu dalam kisaran Rp 2.000,00/karung pada tahun 2019. Idealnya harga garam dalam kisaran Rp 10.000,00/karung.

    Sistem komunikasi masyarakat juga telah memproduksi infor-masi, terutama untuk menyelesaikan persoalan harga dan pemasaran. Petani lebih banyak bertransaksi dengan tengkulak ketika panen garam. Petani harus segera menjual hasil panen garam. Hal ini disebabkan karena faktor kebutuhan, selain itu petani juga tidak punya gudang penyimpanan. Petani dalam kondisi terdesak untuk segera menjual garam. Interelasi ini bukanlah posisi yang seimbang. Posisi tengkulak lebih kuat dibanding petani. Tengkulak lebih mudah menetapkan harga garam. Petani cenderung menjual garam ke tengkulak meskipun harganya rendah. Meskipun kondisi pertanian garam seperti ini, petani tetap memproduksi garam tiap tahunnya.

    Sistem komunikasi pemerintah telah memproduksi informasi untuk menyelesaikan persoalan harga garam. Informasi ini juga menghasilkan umpan balik dari lingkungan. Sistem sudah menyeleksi dan mereduksi umpan balik lingkungan untuk mereproduksi informasi berikutnya. Namun produksi dan reproduksi informasi belum menyelesaikan masalah secara optimal. Harga garam masih fluktuatif hingga kini.

    Petani masih bertahan menghadapi tuntutan dan tantangan lingkungan pertanian garam. Upaya yang dilakukan petani bisa dika-takan sebagai bentuk resiliensi ketika berinterelasi dengan lingkungan pertanian garam. Kelompok tani terus berinterelasi dengan sistem komunikasi pemerintah. Beberapa regulasi sudah dihasilkan dari interelasi kelompok tani dan pemerintah. Meskipun belum semua regulasi ini membuahkan hasil yang memuaskan. Resiliensi petani dalam menghadapi kompleksitas lingkungan yang menyebabkan pertanian garam di Madura masih ada hingga hari ini